Sekilas Seriti

Pada Tahun 1951, 1952 terjadilah kekacauan/gangguan keamanan di daerah Luwu pada umumnya, daerah Palopo Selatan pada khususnya. Kekacauan itu didalangi oleh DI/TII yang olehnya umat Kristiani yang ada di Palopo Selatan sangat terganggu dan tidak aman/tentram, yang meliputi 2 Klasis Gereja Toraja yaitu Klasis Bajo dan Klasis Larompong.
Jemaat-jemaat dari Klasis Bajo yaitu : Jemaat Dadeko, Jemaat Bajo, Jemaat Buntu Sampa, Jemaat Pattedong, Jemaat Padang Lambe, Jemaat Kalimbu’bu, Jemaat Batu Murrung
Jemaat-jemaat dari Klasis Larompong yaitu Jemaat Salubanga, Jemaat Tondok Tangnga, jemaat Salulompo, Jemaat Buntu Taipa, jemaat Bone Pute dan Jemaat garampa.
Oleh pemimpin TUHAN, Pendeta Matias Sirupa bersama dengan guru yang telah melarikan diri dan mengungsi di palopo, mengadakan pendekatan kepada Bapak W.L.Tambing yang saat itu menjabat kepala pemerintah Negeri (KPN) palopo dan kepada pihak keamanan.
Mereka melaporkan keadaan dan situasi di palopo selatan khususnya yang umat kristiani sangat terancam.
Puji syukur Bapa sorgawi telah menggunakan pemerintah dan pihak keamanan (pasukan TNI yang dipimpin oleh bapak Letnan KANA), mengungsikan domba-domba Tuhan
Melalui beberapa tahap :
Pertama: Dari Jemaat-jemaat di atas (Jemaat Salubanga, Jemaat Tondok Tangnga, Jemaat Salulompo, Jemaat Buntu Taipa, Jemaat Bone Pute dan Jemaat Garampa), diungsikan ke Belopa dan Bajo (Palopo Selatan).
Kemudian setelah diproses pengungsi-pengungsi di Belopa dan Bajo dipindahkan dan dibawa ke Palopo Utara ke Lamasi /Distrik Lamasi dengan iring-iringan konvoi yang dikawal oleh Pasukan TNI.
Di Lamasi pengungsi tersebut diserahkan kepada pemerintah dan keamanan setempat, untuk urusan pemukiman selanjutnya, tetapi pemerintah Negeri palopo tidak lepas tangan. Pemukiman pengungsi itu ditempatkan di sebelah timur Lamasi (yang dikenal SRITI/SERITI Sekarang ini ). Pengungsi itu dibagi dalam kelompok-kelompok menurut Kampung/Jemaat asal mereka yaitu: Lorong I (Dadeko), Lorong II (Pattedong), Lorong III (Salubanga), Lorong IV (Salulompo), Lorong V (Tondok Tangnga), Lorong VI (Buntu Taipa), Lorong VII (Paradoa’), Lorong VIII (Buntu Sampa), Lorong IX (Batu Murrung), Lorong X (Pangala Nangka), Lorong XI (Maindo).

1 comments:

Anonim mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.